2 Harga Tiket Masuk Gunung Singgalang : Rp10.000 - Rp20.000 Jam Buka: 24 Jam No Telp: - Alamat: Balingka, Iv Koto, Agam, Sumatera Barat, Indonesia , -. Tidak ada yang menyangkal keindahan alam Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Wilayahnya yang didominasi oleh dataran tinggi banyak menawarkan banyak objek wisata alam.
Empatpendaki Gunung Marapi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) terjebak di puncak gunung akibat cuaca ekstrem, Sabtu (19/10/2019). Senin, 25 Juli 2022; Cari. Network. Wisata Sumatera Barat: Mengagumi Keindahan Air Terjun Lembah Anai 9 jam lalu . Mobil Mercedes Benz CLS 350 AMG 2012 Second Seperti Baru Siap Pakai - Cirebon
GunungMerapi Sumatera Barat Beserta Keindahan Alam Sejauh Mata Memandang. Syahril Fitriadi, S.Pd. December 15, 2019 Artikel 7 comments Tupai Literasi. 15/12/2019. Gunung Marapi (juga dikenal sebagai Merapi atau Berapi) adalah gunung berapi yang terletak di Sumatera Barat, Indonesia.
6 Gunung Marapi (2.891 mdpl) Bila Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur memiliki gunung Merapi, maka pulau Sumatera memiliki gunung Marapi. Sebuah gunung yang dikenal sebagai gunung berapi paling aktif di pulau tersebut. Bayangkan, sejak akhir abad ke-18, gunung Marapi sudah meletus sebanyak 50 kali letusan. Letaknya berada di Kabupaten Agam.
. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID 9Dy1OrMwrQwJonXP8C4CLBscaAMhROo0jMVuBPSx3Rv6WZc7vW-Zdw==
Desember 2015, saya bersama Bang Teguh mendaki bersama ke Gunung Singgalang. Gunung yang terkenal dengan keindahan Telaga Dewi-nya ini kami pilih karena pada waktu itu Gunung Marapi sedang aktif. Ketika kami berada di Cadas Gunung Singgalang kami melihat Gunung Marapi yang sedang “batuk”. Abang saya mengatakan bahwa trekking di Gunung Marapi sangat menyenangkan karena jalurnya relatif lebih mudah dibandingkan Gunung Singgalang yang memiliki tanjakan terjal berupa akar – akar pepohonan. Bang Teguh telah berkali – kali mendaki Gunung Marapi, hal ini membuat saya berkeinginan melakukan hal yang sama jika saya mendapatkan waktu dan kesempatan. Keinginan saya pun baru terwujud lima bulan kemudian. Baca Juga Catatan Perjalanan Gunung Singgalang 29 Juni 2016, selepas kerja saya langsung berangkat ke bandara Soekarno Hatta mengejar jam keberangkatan pukul Penerbangan menuju Padang berjalan mulus kemudian dilanjutkan lagi menuju Bukittinggi menggunakan travel. Tujuan saya ke Bukittinggi ialah ke tempat teman yang akan menjadi partner pendakian ini, Bang Rangga. Keesokan harinya menjelang zhuhur kami berangkat menuju Koto Baru yang merupakan titik awal untuk pendakian Gunung Marapi. Perjalanan dari Bukittinggi ke Koto Baru memakan waktu sekitar 1 jam sudah termasuk berhenti untuk makan siang di tepi jalan. Hujan dan Badai Menyapa Kedatangan kami di basecamp Koto Baru langsung disambut oleh hujan dan badai. Hal ini sempat membuat kami ciut apakah tetap mendaki atau kembali ke Bukittinggi. Kami terus menunggu hingga hujan reda di sebuah kedai yang dijaga oleh seorang nenek dan dua cucunya yang berwajah lucu. “masuak siko nak, hari hujan” Kata sang nenek Selang satu jam kemudian hujan dan awan yang membawanya tersapu oleh angin ke arah lainnya. Langit di kaki Gunung Marapi yang semula kelam menjadi terang kembali. Kami pun langsung berkemas, packing ulang dan melakukan registrasi serta membayar retribusi. Hai Marapi Kami Datang Dimulai dengan do’a kami pun berjalan menyusuri jalur yang dikanan kirinya berupa ladang – ladang milik warga sekitar kaki Gunung Marapi. Sayur – sayuran, cabe, terong, tomat tumbuh sangat subur disini. 30 menit pendakian sampailah kami di Pesanggrahan, sebuah tempat datar yang cukup luas dan mampu menampung banyak tenda. Meski sedang musim hujan namun banyak juga pecinta alam yang sedang liburan disini. Pesanggrahan Gunung Marapi, tempat asik buat kemping ceria sembari menyaksikan keindahan Gunung Singgalang Pendakian Sesungguhnya Dimulai Lepas dari Pesanggrahan kami mulai memasuki rimba. Awalnya jalur masih datar, kemudian menyeberangi jembatan yang terbuat dari bambu. Berikutnya adalah hutan bambu yang lebat yang kemudian beralih lagi menjadi hutan. Menyeberangi Jembatan bambu, di sebelah kirinya ada air terjun kecil Di beberapa titik terdapat warung yang menjual minuman serta makanan ringan untuk pendaki, kami sempat istirahat disalah satu warung dan saling bertukar cerita. “saya sudah lama jualan disini tapi hanya di hari – hari libur aja, sehari – hari saya berladang. Semua barang ini saya bawa bersama suami saya” kata ibu penjaga kedai. Bisa dibayangkan betapa beratnya perjuangan ibu ini untuk mencari uang. “terpal saya hilang, sepertinya diambil oleh pendaki nakal, kayu – kayu bakar yang saya bawa juga diambilnya, apa dia gag tega ya sama saya yang sudah susah – susah bawa dari bawah” cerita dari ibu ini cukup membuat prihatin. Semoga ini hanyalah perbuatan segelintir oknum pendaki saja. Saya yakin masih banyak pendaki yang baik dan saling menghargai antar sesama. Karena memulai pendakian terlalu sore, kami masih berada di jalur pendakian ketika malam telah menyelimuti Gunung Marapi. Kami kembali berhenti, menyiapkan senter dan head lamp guna memudahkan berjalan dikala gelap. Berjalan secara perlahan, hanya kami berdua saja di jalur waktu itu. Jalur kini berubah berupa bebatuan ukuran sekapalan tangan orang dewasa. “ah, sudah dekat ini, mas” kata bang Rangga menyemangatkan. Kami pun sampai di Pintu Angin, disini kami berjumpa dengan banyak pendaki yang sedang beristirahat, “Pak, darimana pak?” tanya mereka. Ya, di gunung – gunung Sumbar sapaan akrab sesama pendaki itu Pak dan Ibu. Entah siapa yang memulai yang jelas itu berlaku disini. Di tengah – tengah antara Pintu Angin dan Cadas terjadi diskusi, Bang Rangga ingin mendirikan tenda disini saja tidak perlu sampai Cadas karena sepertinya disana seperti sudah ramai dan sulit mendapatkan lahan untuk mendirikan tenda. Saya setuju karena memang dari sini sudah terdengar pendaki – pendaki yang telah berada di Cadas berteriak – teriak, bersahut – sahutan tidak karuan. Kami pun memutuskan mendirikan tenda disini. Di sini lah kami mendirikan tenda tempat kami bermalam Setelah tenda berdiri, kami masak untuk makan malam, beruntung sekali karena kami membawa bahan makanan yang serba praktis jadi tidak perlu waktu lama untuk membuatnya. Usai makan kami masuk ke dalam kantong tidur masing – masing, beristirahat memulihkan tenaga untuk menuju puncak esok hari. Summit Attack! Dinginnya pagi membangunkan kami, selain itu suara derap langkap dari pendaki yang berjalan disebelah tenda kami juga seperti alarm bising yang membuat orang terbangun dari tidurnya. Kami bersiap – siap, membuat minuman hangat dan memakan roti sobek manis. Hari telah terang ketika kami memulai kembali pendakian menuju puncak Gunung Marapi. Ternyata dari tempat kami mendirikan tenda ke Cadas sangat dekat. Kami melihat banyak tenda yang berdiri disini dimana banyak tenda yang berdiri tidak sesuai sebagaimana mestinya karena lahan yang terbatas, maka keputusan kami semalam sangat tepat. Gunung Singgalang bersama Gunung Tandikek dilihat dari Cadas Gunung Singgalang Jalur menuju puncak berupa bebatuan vulkanis khas gunung aktif. Jalur dibuat zig zag guna memudahkan pendaki melaluinya. Kami sampai di Tugu Abel Tasman yang dibangun untuk mengenang wafatnya Abel Tasman pada tahun 1992 di puncak Gunung Marapi. Ketika itu tiba – tiba sang Marapi terbangun dari tidurnya, mengeluarkan bongkahan – bongkahan batu panas dari perut bumi yang mengenai Abel Tasman. Jalur menuju Puncak Gunung Marapi berupa bebatuan vulkanis khas gunung aktif Tugu Abel Tasman yang didirikan untuk mengenang beliau yang wafat di puncak Marapi pada tanggal 5 Juli 1992 Kami terus berjalan menuju titik tertinggi gunung ini yakni Puncak Merpati. Setelah dari Tugu Abel Tasman jalurnya terbilang landai bahkan ada satu tempat datar yang sangat luas dan disebut lapangan bola oleh para pendaki. Akhirnya kami sampai di Puncak Merpati, beryukur sekali bisa diberikan kekuatan oleh-Nya untuk berdiri di puncak gunung teraktif di Sumbar ini. Menuju Puncak Merpati Gunung Marapi Bang Rangga yang akhirnya menyentuh titik tertinggi Gunung Marapi dimana pada pendakian sebelumnya ia dihalangi oleh badai dan kabut pekat Cuaca di Gunung Marapi tidak bisa diprediksi, ia bisa berubah secara drastis di waktu yang singkat Selain Puncak Merpati masih ada tempat menarik lainnya yaitu Taman Edelweiss, namun untuk mencapai kesana kita harus menuruni Puncak Merpati dan berjalan sekitar 15 – 30 menit. Kami juga ingin kesana namun baru saja menuruni Puncak Merpati kabut tebal menghalangi pemandangan, jalur sama sekali tidak terlihat. Tidak mau mengambil resiko kami berhenti hingga akhirnya kabut pergi beranjak dari sana. Ternyata Taman Edelweiss sudah terlihat dari tempat kami berhenti. Kami berjalan menuruni jalur terjal untuk mendekati taman tersebut. Edelweiss disini sangat luar biasa, ia mampu tumbuh di antara cadasnya bebatuan dan minim air. Namun, kecantikannya terusik oleh kehadiran oknum pendaki – pendaki jahil yang memetik bunganya. Bunga yang terus abadi meski telah dicabut dari tempatnya sering dijadikan kenangan bagi pendaki dan sering diberikan kepada orang terkasih sebagai simbol keabadian cinta. Suatu hal yang sangat – sangat keliru, bukankah ia lebih cantik di tempatnya berasal? Keindahan Edelweiss yang diusik oleh oknum pendaki bertangan jahil Usai menikmati keindahan Edelweiss kami kembali ke tempat kami mendirikan tenda namun sebelumnya singgah di warung yang ada di Cadas. Rasa lapar tidak dapat ditahan lagi dan pas sekali karena warung ini menjual nasi goreng serta gorengan lainnya yang bisa mengobati rasa lapar kami. Sudah makan yang ada ngantuk, kami kembali tertidur di dalam tenda. Jam dua siang kembali terbangun dan segera berkemas untuk kembali turun supaya tidak kemalaman di jalur. Kembali Turun Setelah membereskan segala perlengkapan kami mulai perjalanan untuk kembali turun dan tiba – tiba gerimis turun yang untungnya tak berubah menjadi hujan deras sehingga kami tetap bisa melanjutkan perjalanan. Di tengah jalur kami berjumpa dengan pendaki wanita yang mengalami cedera pada kakinya, kemana teman – teman lainnya? Arrghh lagi – lagi! Kesal saya dalam hati ketika mendengar jawaban darinya. Teman – temannya meninggalkan pendaki wanita yang malang tanpa ada seorang pun dari kelompoknya yang menemani! Apa jiwa kebersamaan para pendaki sekarang telah hilang? Tidak hanya kali ini saja saya menemui hal seperti ini, sebelumnya ketika mendaki Gunung Gede melalui Jalur Cibodas, saya menemui pendaki wanita yang terkulai lemah di jalur, teman yang mendampinginya yang juga wanita nampak kebingungan tak tahu harus berbuat apa. Ketika ditanya kemana teman – teman yang lainnya? Ia hanya menjawab “sudah sampai di Kandang Badak”. Mengapa tega sampai hati seperti itu? Saya terus bertanya – tanya pada hati sendiri. Bersama pendaki lainnya kami bahu membahu membopong pendaki wanita yang malang ini ke sebuah warung, minimal ia ada tempat beristirahat dan ada yang menemani. Setelah dirasa aman kami melanjutkan lagi perjalanan turun ini sambil terus membayangkan pendaki wanita tadi, kasihan sekali dia. Ketika sampai di hutan bambu nampak beberapa ranger yang hendak menjemput pendaki wanita malang itu, Alhamdulillah, lega sekali rasanya karena segera mungkin ia akan mendapatkan pertolongan. Alhamdulillah, sebelum maghrib kami telah sampai di basecamp. Istirahat sejenak sebelum akhirnya kami kembali ke Bukittinggi.
Skip to content Paket WisataRental MobilSewa Bus PariwisataSewa MotorKontakTravel Blog Gunung Marapi Jika Yogyakarta ada Merapi, di Provinsi Sumatera Barat ada Gunung Marapi. Keduanya memang sangat mirip dari segi nama. Akan tetapi, dua gunung api ini memiliki daya tarik yang berbeda. Marapi yang terletak di Daerah Agam ini merupakan salah satu rekomendasi tempat wisata pendakian terbaik bagi pendaki pemula. Gunung ini juga sering menjadi sasaran pendakian bagi sejumlah wisatawan yang sekedar ingin melihat keindahan alam dari ketinggian sebuah gunung. Sekilas Tentang Gunung Marapi Alasan mengapa gunung ini bernama Marapi adalah karena aktivitas vulkaniknya yang sangat aktif. Gunung ini kerap memuntahkan material dari dalam dapur magma. Tercatat sedikitnya ada 50 kali gunung ini meletus dan terakhir terjadi sekitar tahun 2018 lalu. Dampak letusannya pun cukup masif bagi lingkungan di sekitarnya. Gunung setinggi mdpl ini memang tak pernah sepi dari para pendaki. Walaupun tak setinggi Gunung Merapi, gunung api ini tetap menantang bagi sebagian pendaki. Menurut pengalaman dari para pendaki, saat tiba di puncak, Anda dapat melihat keindahan beberapa sudut Sumatera Barat. Hal inilah yang membuat gunung ini selalu ramai, meski dulu pernah terjadi tragedi 12 pendaki yang hilang pada tahun 1999. Selain panorama kota dan danau, Anda juga akan berdecak kagum dengan keindahan taman bunga edelweis yang tumbuh secara alami. Anda dapat mengabadikan momen ini dengan kamera Anda. Tapi jangan sekali-kali membuat kerusakan di taman bunga edelweis ini karena bunga edelweis sangat sulit untuk tumbuh kembali. Sejarah tentang gunung ini juga cukup unik. Menurut keterangan sebagian besar masyarakat, gunung ini dulunya adalah hunian pertama orang Minangkabau. Di beberapa titik juga terdapat situs peninggalan berupa Menhir yang pastinya bisa menjadi spot yang unik untuk berfoto. Situs ini pula yang membuat Marapi seperti menyimpan misteri dan sejumlah larangan di beberapa bagian hutannya. Marapi memiliki dua buah kawah yang mana salah satu kawahnya sudah tidak aktif, sedang kawah satunya lagi masih tergolong aktif. Hal ini terbukti dari kepulan asap putih dari dasar kawah. Aroma belerang yang sangat menyengat di sekitar kawah yang berasap juga menjadi bukti lainnya bahwa kawah tersebut masih aktif. Daya Tarik Gunung Marapi Gunung api ini tentu sangat menarik sebagai destinasi pendakian. Ada sejumlah daya tarik yang kemudian menjadi alasan mengapa banyak pendaki penasaran dan ingin segera mendakinya. Bentang Alam Daya tarik pertama yang jelas sekali terlihat adalah bentang alamnya. Hampir di sepanjang jalur, para pendaki dapat melihat view alam yang sungguh indah dan menyejukan mata. Mulanya hanya berupa perkebunan warga, lalu naik sedikit para pendaki akan berjumpa dengan taman bunga eldeweis. Tak jauh dari taman ini, terdapat semacam lapangan yang sangat luas dengan pasir berwarna hitam seperti di Gunung Bromo. Pasir hitam ini tak lain adalah sisa material vulkanik yang dulu ikut keluar saat erupsi berlangsung. Sebelum sampai di titik puncak, pendaki akan melewati dua kawah yang mana satu kawah telah mati dan kawah satunya lagi masih berstatus aktif. Sesampainya di titik tertinggi gunung puncak, pendaki akan semakin berdecak kagum dengan view alam sekitar. Dari titik ini, akan terlihat dua gunung besar lainnya, yaitu Gunung Tandikek dan Gunung Singgalang. Spot Camping Terbaik di Padang Marapi adalah tempat yang cocok sekali untuk camping. Ada beberapa spot yang sangat recomended untuk camping di gunung ini. Salah satunya adalah kawasan puncak. Layaknya Gunung Padang, kawasan puncak Marapi adalah salah satu spot terbaik untuk camping. Kontur tanahnya yang landai dan adanya vegetasi membuat tempat ini sangat layak untuk menjadi lokasi mendirikan tenda. Coba Anda bayangkan betapa serunya berkemah di sini. Saat malam menjelang, dengan ditemani api unggun, Anda bersama kawan Anda ngobrol seru tentang kehidupan. Suasana malam yang syahdu akan semakin terasa dengan beberapa teguk kopi khas Padang sebagai teman’ ngobrol. Kopi khas Padang sendiri ada cukup banyak jenisnya. Anda bisa membelinya di pasar tradisional atau toko oleh-oleh khas Padang yang terkenal murah. Fasilitas di Gunung Marapi Sebagai tempat pendakian terfavorit, tentu ada cukup banyak fasilitas yang dapat Anda temui. Contohnya saja beberapa warung makan yang terletak di sepanjang jalur pendakian. Warung-warung ini menjual berbagai pilihan menu makanan, mulai dari makanan dan minuman instan hingga makanan khas Padang selain rendang. Ada juga fasilitas pos registrasi di mana di tempat inilah para pendaki wajib mendaftar sebelum melakukan pendakian. Di gunungnya sendiri, terdapat beberapa pos keamanan yang menjadi pos para rangers. Meski jumlah pos keamanannya tidak terlalu banyak, setidaknya keberadaan pos keamanan ini sangat membantu jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Harga Tiket Masuk Gunung Marapi Untuk memulai pendakian, Anda perlu melakukan registrasi SIMAKSI dan membayar retribusi tiket masuk yang tarifnya sangat murah. Tarif retribusi ini tidak termasuk biaya parkir kendaraan ya. Berikut tarif terkini untuk mendaki di tempat wisata Padang khusus kegiatan pendakian Retribusi Tarif Tiket Masuk Dewasa Parkir Mobil Parkir Motor Lokasi & Rute Menuju Gunung Marapi Dari segi geografis, kaki-kaki Marapi terletak di 3 kawasan, yaitu Kabupaten Agam, Kotamadya Padang Panjang, dan Kabupaten Tanah Datar. Namun secara administratif, gunung ini masuk dalam wilayah Kabupaten Agam. Untuk menuju ke lokasi ini, hanya butuh waktu jam saja dari Bandara Ketapang atau dari Kota Padang. Akan ada banyak petunjuk jalan yang akan menuntun Anda hingga sampai di lokasi tujuan Anda. Akan tetapi bagi wisatawan luar Kota Padang yang hendak ke sini, sebaiknya gunakan opsi jasa rental mobil dari Salsa Wisata. Alasannya, agar praktis, hemat, dan mudah. Selain itu, dengan menyewa kendaraan, perjalanan Anda dapat menjadi lebih nyaman. Tersedia cukup banyak pilihan produk paket; silahkan pilih satu paket yang kiranya paling cocok untuk kebutuhan Anda. Untuk perjalanan jarak dekat semacam ini, semua tipe kendaraan, terutama mobil, pastinya cocok. Tapi ada satu rekomendasi yang menurut kami sangat pas untuk tipe jalan khas pegunungan. Rekomendasinya adalah paket rental mobil Innova Venturer Padang yang secara tampilan sangat gagah namun harga sewanya sangat bersahabat. Jam Operasional Gunung Marapi Wisata pendakian ini terbuka untuk umum dari Senin sampai Minggu serta saat hari libur nasional. Petugas siap berjaga selama 24 jam untuk melayani para pendaki yang ingin memulai pendakian. Dengan kata lain, jam operasionalnya selama 24 jam. Gunung Marapi sungguh elok. Keindahannya semakin terpancar jika Anda lihat dari jarak dekat. Bahkan ketika Anda sedang berada di puncaknya, Marapi seolah sedang memamerkan keindahan alam yang ada di sekitarnya. Dari ulasan singkat ini saja, Anda pasti sangat tertarik untuk segera mendaki gunung api ini, bukan? Sebelum Anda realisasikan impian Anda ini, pastikan Anda sudah siapkan segala sesuatunya dengan baik. Paket tour dari Salsa Wisata ini sudah terbukti membantu klien untuk mendapatkan liburan yang nyaman dan menyenangkan. Khususnya persiapan mengenai hotel, transportasi, dan destinasi wisata. Related PostsBagikan Artikel Ini Ke Page load link
Jakarta - Gunung Marapi, Sumatera Barat Sumbar, erupsi pagi ini. Gunung Marapi itu saat ini berstatus level II atau Waspada."Telah terjadi erupsi Gunung Marapi, Sumatera Barat, pada tanggal 7 Januari 2023 pukul 0611 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 300 m di atas puncak ± m di atas permukaan laut," bunyi keterangan tertulis KESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Api Marapi, Sabtu 7/1/2023.Kolom abu terlihat berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah tenggara. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 13,4 mm dan durasi kurang lebih 45 detik. Status Gunung Marapi SumbarGunung Marapi saat ini berstatus Waspada. Masyarakat diminta tidak mengunjungi Gunung Marapi saat ini."Saat ini Gunung Marapi berada pada Status Level II Waspada dengan rekomendasi masyarakat di sekitar Gunungapi Marapi dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki Gunungapi Marapi pada radius 3 Km dari kawah/puncak," juga Video Waspada Banjir dan Longsor, Tim Evakuasi Siaga di Lereng Merapi[GambasVideo 20detik] zap/hri
keindahan gunung marapi sumbar